Sunday, September 10, 2017

Sehari sebelum prosesi wisuda dimulai, seorang penjaga warung langganan saya bertanya, “Mas, besok hari paling bersejarah ya?”

Saya terdiam sejenak. Mencari arti, makna yang tersembunyi serta hal-hal yang barangkali ada dari prosesi wisuda.

“Biasa saja, Mas,” kata saya pada akhirnya sebagai bentuk nihil atas kesan ataupun pesan yang tersimpan di sana. Dan tiada teristimewa.

Menurut saya, wisuda adalah awal ketika buku-buku tiada lagi terbaca. Sebuah masa kala bukan lagi hal mudah untuk mengumpulkan massa untuk memecahkan masalah pada setiap persoalan yang tak terjawab di bangku kuliah. Tentang rutinitas diskusi sebagai salah satu bentuk syukur atas fungsi akal budi. Di lain sisi ada masalah tersendiri, terkait bagaimana keadaan mahasiswa kupu-kupu yang hanya mengisi hari-harinya dengan kuliah pulang-kuliah pulang. Atau mereka yang bekerja sebagai copaster, mengisi seluruh isi diksi dalam presentasi dengan ctrl A, ctrl C dan ctrl V. Juga mereka-mereka yang hanya memanfaatkan informasi-informasi dari internet sebagai sumber referensi.

Satu hal yang tak terbantahkan bahwa wisuda secara pasti telah menambah beban pemerintah sebab lonjakan angka pengangguran yang signifikan. Ada kegalauan di sana perihal pekerjaan. Juga butuh adaptasi berat di mana-mana pada masa transisi seusai kuliah. Tentang realita yang buas, tentang kondisi sosial yang bukan lagi bisa dijawab dengan teori di atas kertas. It’s survival for everyone, for every singgle one. Sewujud korelasi terbalik antara harapan dan kenyataan.

Hingga akhirnya, semua kembali pada diri sendiri terkait kapasitas apa yang dimiliki serta keahlian apa yang telah dipahami. Ini adalah ranah tindakan. Tahap aplikasi dari visi atau impian yang ingin dikejar dan digenggang. Sebuah proses jangka panjang yang tidak bisa instan. Semua tidak cukup dengan sebatas kuantitas angka yang diperoleh dari akumulasi tugas-tugas.

Jadi, di manakah posisi Anda saat ini? Saya tidak tahu apakah Anda sedang mencari kerja atau sedang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Satu hal yang saya tahu, setiap dari diri Anda memiliki potensi yang luar biasa. Terlepas Anda memanfaatkannya atau tidak.


Yang jelas, semua boleh berhenti kuliah. Juga tidak begitu masalah jika tidak diterima dalam lapangan pekerjaan. Akan tetapi, semua tidak boleh berhenti belajar. Tidak ada yang boleh menjadi pengangguran. Karena setiap dari kita harus memiliki kesibukan tersendiri meski tidak bekerja. Pada dasarnya masih begitu banyak peluang usaha yang tak pernah ditawarkan di lapangan pekerjaan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Aksara Senja Embara - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -